Mungkin judul di atas adalah judul tulisan terpanjang yang pernah gue tulis di blog ini. Mungkin, dengan judul yang panjang, bisa menebus kekosongan blog ini dari 2 bulan kemarin (gak juga, sih!). Iya, 2 bulan blog ini gak ada tulisannya. Bahkan, perasaan gue gak pernah buka-buka blog gue sendiri.
Blog yatim piatu. Blog yang ditinggalin “mati” sama penulisnya.
Melihat judul di atas, kalian pasti tau, kenapa gue jarang nulis lagi. Alasannya bisa kalian baca di beberapa postingan sebelum tulisan ini.
Iya, gue sibuk sama urusan bisnis-bisnis-bisnis-dan-bisnis. Bahkan, kesibukan itu gue jadiin tameng dari kemalasan gue untuk menulis. Sekarang, menulis tidak begitu membahagiakan seperti dulu. Entah apa yang terjadi sama diri gue, tapi itu lah kenyataannya.
Tapi, beberapa menit tadi, ada mention yang masuk ke twitter gue. Dari akun @lionychan (yang entah gue gak tau itu siapa) dan akun itu ngetwit:
“#30HariMenulisSuratCinta Hari Ke-24 "Penyumbang Bahagiaku" tmblr.co/ZKvrGq1e2iXsn oleh @Yaraptr untuk @takdos”
Ah, program menulis dari #30HariMenulisSuratCinta ternyata. Dari @Yaraptr untuk @takdos. Tapi tunggu, siapa itu @Yaraptr? Pas gue liat, ava-nya sih cewek. Ok. Terus ada kata “untuk @takdos” di situ. Tunggu lagi, @takdos kan gue, yah? Terus itu program menulis surat cinta. Gue makin bingung. Ada cewek, nulis surat cinta buat gue? Kan gue mah jomblo? Penasaran, gue bukalah link itu dan baca tulisannya..
Penyumbang Bahagiaku
“Teruntuk laki-laki hebat dengan segala usaha dan perjuangannya.
Hallo, Mas Adis. Semoga kamu sedang dalam keadaan baik saja. Salam peluk hangat dariku kepadamu yang jauh di sana. Aku adalah salah satu follower-mu di twitter. Yang sebelumnya hanya sebentar memerhatikan tweet-mu yang lewat di timeline melalui retweet-an salah satu following-ku, lalu langsung terpesona dengan kehebatanmu. Maka kuputuskan untuk mem-followmu saat itu juga. Aku kagum dengan cerita-cerita tentang usaha yang kau jalani, yang kau tuang di timeline-mu. Dan belakangan aku tahu bahwa kau adalah salah satu travel blogger. Waw, itu luar biasa sekali.
Mas Adis, aku merasa beruntung menemukanmu di twitter. Karena melaluimu, aku bisa belajar perihal perjuangan yang tekun dan tekad yang kuat. Melihat usahamu yang banyak sekali itu aku sempat terperangah. Di umurmu yang masih muda, kau sudah merintis banyak usaha bersama Whatever Indonesia milikmu. Awalnya aku hanya mengira usahamu hanya sebatas Whatever Backpacker, tapi ternyata masih banyak Whatever yang lain. Mengetahui itu aku semakin salut denganmu.
Mas Adis, aku ingin bercerita sedikit kepadamu bahwa kau adalah salah satu orang yang sudah menyumbangkan kebahagiaan besar dalam hidupku, tanpa kau tahu dan tanpa kau sengaja. Di lalu lalang timeline yang cukup padat, aku tak sengaja melihat Bandung20L milik Whatever Backpacker-mu lewat di timeline-ku dan aku sangat tertarik di saat itu juga. Aku sempat uring-uringan sebab belum mampu untuk mendapatkan salah satunya. Sebelumnya aku tak pernah merasa demikian. Awalnya aku berpikir, “aku yang baru lulus SMA ini bisa apa?” Entah, baru kali ini aku betul-betul merasa tertarik yang luar biasa dengan suatu barang. Pun entah, magnet apa yang ada di Bandung20L-mu. Akhirnya aku menimbang-nimbang dan lalu aku memutuskan untuk menabung.
Tepat di hari ulang tahunku, Optimus Prime tiba. Hebat, aku sungguh tak menyangka. Optimus Prime adalah hadiah pertama dari aku untuk diriku sendiri di hari ulang tahunku. Dua hari sebelum hari ulang tahunku, sekitar satu bulan setelah kujumpa Bandung20L-mu di timeline, aku dengan mantap memesannya. Dan tepat saat ulang tahun Bandung20L-ku sampai di tangan dengan selamat. Bahagia sekali aku saat itu. Kini, setiap aku melihat Optimus-ku, aku bangga dengan diriku. Sebelumnya aku belum pernah menghadiahi sesuatu yang spesial kepada diriku sendiri. Tapi kali ini aku menantang diriku tepat di ulang tahunku yang ke-delapan belas, November lalu. Bukan perihal nominal, tapi ini perihal yakin dan ini perjuangan. Jadi begitulah Mas ceritanya. Aku selalu bangga saat memakai Optimus-ku, dan tentunya aku selalu mengingatmu.
Mas Adis, aku sangat kagum dengan kegigihanmu. Meski aku hanyalah asing yang sebelumnya tak pernah tahu apalagi bertatap muka denganmu. Aku hanya mampu memerhatikan dari linimasa twitter. Tapi, melalui Whatever Indonesia aku bisa melihat perjuanganmu yang begitu keras. Bukankah itu adalah hal yang luar biasa? Aku menyampaikan ini semua karena aku menyimpan rasa terima kasih yang besar sekali kepadamu. Melalui #30HariMenulisSuratCinta yang diadakan oleh @PosCinta ini, aku hanya ingin menceritakan hal yang mungkin akan membuatmu keheranan. Tapi, ini bukanlah hal yang biasa bagiku. Aku harus mengatakan ini kepadamu.
Mas Adis, maafkan aku kalau sudah sok akrab denganmu. Aku di sini hanya bisa mendoakan semoga kau selalu sehat dan bahagia. Semoga Tuhan selalu senantiasa memberikanmu perlindungan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menjalani hidup. Semoga lekas tercapai segala keinginan yang belum tercapai juga cita dan cintamu. Semoga hati dan pikiranmu selalu dilapangkan-Nya. Semoga murah rezeki dan semakin sukses agar bisa menjelajah seluruh dunia bersama yang dicinta.
Darimu aku yakin, bahwa mimpi adalah awal dari segala yang akan manusia nikmati nantinya. Jika mau berusaha tanpa takut tak terwujud.
Terima kasih sekali lagi, Mas Adis. Semoga saja, suatu saat nanti, aku bisa bertemu denganmu, mengucapkan terima kasih secara langsung sembari memesan kopi dan makanan buatanmu di Whatever Coffee Lab.
Tertanda,
Pengagum Kegigihanmu”
*menghela nafas*
Jujur, saat ini, sebenernya gue lagi gak semangat. Seakan-akan tengah bosan dengan apa yang gue lakuin sekarang. Gak ada motivasi untuk gue ngelakuin apapun, termasuk ngurusin usaha yang tengah gue jalankan sekarang. Selalu ada pertanyaan “apa lagi? Apa lagi? Apa lagi?” dan gue sudah mulai bosan dengan pertanyaan itu. Gak ada apapun lagi yang harus gue buktikan ke diri gue sendiri. Gue udah bisa membuat dan mencipatakan apa yang gue impikan. Selama setahun belakangan ini, gue capek ngejar ambisi gue sendiri dan ngerasa apa yang gue lakuin sekarang ini untuk apa. Sia-sia, kah?
Tapi, setelah membaca tulisan dari Yara Putri, gue sadar. Ternyata apa yang gue lakuin gak sia-sia. Gak cuma nyenengin untuk diri sendiri aja. Balik lagi ke awal-awal di mana gue nulis. Gue selalu senang apabila ada orang yang termotivasi dan terinspirasi untuk backpacking setelah mereka membaca tulisan gue. Priceless.
Dan gue sadar sekarang, yang gue pikir dari kemarin-kemarin itu kalo apa yang gue lakuin cuma untuk ambisi pribadi, ternyata salah.
"Jangan pernah pesimis, kita gak pernah tau kalau ternyata, diam-diam kita menginspirasi orang."
Terima kasih untuk tulisannya Yara. Percayalah, tulisanmu bukan cuma rentetan kata di depan layar computer gue. Lebih dari itu, buat keadaan gue yang lagi kayak sekarang, rentetan kata itu menjadi aspirasi yang memotivasi diri gue sendiri untuk akhirnya mengisi blog ini lagi.
Terima kasih :)