Begitu sampai Manila di hari pertama gue ke Filipina. Gue gak langsung keluar dari Bandara Internasional NAIA. Gue langsung melanjutkan perjalanan menggunakan Cebu Pacific Air menuju Puerto Princesa. Gue kasih tau tips dan trik kalo lu mau traveling di Filipina dan pergi ke pulau-pulau mereka.
Ambillah pesawat yang berangkat tengah malam dari Jakarta. Dan kebetulan flight Cebu dari Jakarta ke Manila yang gue pake itu flight-nya sekitar pukul 12 malam. Perjalanan ke Filipin kurang lebih sekitar 4 jam. Nah, karena waktu Filipin dan Indonesia berbeda satu jam. Maka pas sesampainya di Filipin udah agak terang-terang dikit, jam 5.30 subuh. Nah di sini trip dan trik yang bakal gue kasih buat menghemat biaya kalo lu mau muter-muter Filipina.
Skip dulu Manila, gue saranin lu buat langsung ngambil flight ke pulau-pulau lain di Filipina, soalnya kalo di Manila mah kurang seru, sob! Filipin itu terkenal dengan pantai-pantainya, makanya harus cobain ke pantai-pantainya. Cobalah ke Puerto Princesa, Palawan. Dengan 4 kali flight selama sehari dari Manila, lu bisa pergi ke banyak destinasi keren di Palawan. Dan langsung aja ambil penerbangan yang paling pagi, pukul 8!
Apa aja destinasi keceh di Puerto Princesa? Mari gue kasih tau..
Underground River
Atau yang lebih dikenal dengan sebutan Puerto Princesa Subterranean River National Park, terletak 80km dari pusat kota Puerto Princesa. Tepat terletak di Saint Paul Mountain Range, underground river ini berada di sebuah pulau yang lumayan besar. Waktu gue ke sana, dari pelabuhan terdekat, gue pake perahu boat berkapasitas 9 orang dengan waktu tempuh sekitar 40 menitan.
Sebelum memasuki kawasan Underground River, kita bakal disambut bibir pantai berpasir putih halus. Wuih, belom nyampe “makanan utama” aja kita udah disuguhi “appetizer” yang mengugah.
Jalan sekitar 100 meter ke dalam pulau tersebut, lu bakal nemuin laguna kecil di mana lu bakalan liat “main course” yang gue bilang tadi. Yups, tepat di laguna kecil itu ada mulut goa yang menjadi pintu masuk dari underground river, primadona pariwisata di Puerto Princesa, Palawan.
Kenapa gue bilang ini primadona pariwisata di Puerto Princesa? Karena FYI, Underground River ini masuk ke dalam New 7 Wonders of Nature dari IUCN dengan kategori natonal park. Keren kan? Sebelum masuk, kita bakalan dikasih alat-alat pelindung seperti jaket pelampung dan helm. Yah, takutnya ada stalaknit yang jatuh gitu kan gak lucu, yah.
Nah, di sini keseruannya dimulai. Memasuki goa, keadaan semua gelap gulita, gak keliatan apa-apa. Nah, penumpang perahu yang duduk paling depan diberikan tugas untuk memegang lampu sorot yang kemudian akan diarahkan oleh si pemandu perahu. Kebetulan waktu itu gue yang duduk di depan. Sebenernya, di goa itu gak ada apa-apa, “cuma” ada stalaknit yang berusia ribuan tahun doang. Nah, di sini yang gue salut dari pariwisata Filipina. SDM mereka profesional! Dengan bahasa Inggris yang lancar, mereka mendayung sembari bercerita tentang goa tersebut, lucunya, mereka meminta kita untuk memainkan imajinasi kita sendiri, ketika melihat batu-batu stalaknit kita diminta untuk membayangkan batu itu membentuk jadi sebuah bentuk, entah itu bentuk binatang, buah, orang lagi duduk, sampai bentuk absurd kayak bentuk kapal titanic dan *ehem* kelamin pria. Pokoknya gunakan imajinasimu!
Selain bisa melihat salaknit berusia ribaun tahun, di dalam goa juga kita bisa lihat kelalawar berseliweran keluar masuk goa. Bahkan gue nyangkanya bakalan ada buaya atau anaconda gitu keluar dari air, tapi sayang gak ada.
Gak lebih dari 20 menit ikut tour underground river, kita langsung puter arah dan balik lagi ke pelabuhan. Iya, turnya lumayan singkat karena goa itu panjangnya gak lebih dari 2 km.
Well, walaupun singkat, tapi worth it banget buat dicoba!
Pandan Island
Pandan Island adalah salah satu pulau yang berada di kawasan Honda Bay. Sebenarya, selain Pandan Island, ada juga beberapa pulau yang bisa kita jadiin tempat buat hopping island, diantaranya adalah Luli island, Starfish Island dan Cowrie Island. Tapi waktu itu gue cuma datengin Pandan Island doang. Perjalanan kurang lebih satu jam dari pelabuhan, lu bakalan di sambut oleh bibir pantai khas Puerto Princesa, lebar dan berpasir putih.
Menurut gue, Pandan Island hampir mirip-mirip sama kayak Gili Nanggu di Lombok. Pulau cantik berpasir putih dengan banyak bale-bale menghadap laut tentu aja bikin kita yang berada di sana bakalan betah abis!
Begitu perahu boat mendarat di tepian pantai, gue langsung lari ke bale-bale, naro barang, buka baju, dan langsung loncat-loncat girang berenang di laut. Biru banget, men! Mana gue udah lama kagak main air lagi yah.
Di Pandan Island, selain emang pulaunya yang keren. Wisata baharinya juga lumayan keceh, banyak ikan-ikan berwarna-warni dan juga terumbu karang yang bisa dilihat cuma dengan ber-snorkeling saja. Tapi sayang, waktu gue di sana, cuaca gak terlalu mendukung. Hujan turun dan angin kencang datang, akhirnya kita cuma bisa diem berteduh di bale-bale, dan setelah sedikit reda kita naik ke perahu boat lagi untuk melanjutkan pulang.
Puerto Princesa City Tour
Ada satu hal lagi yang juga jangan dilewatkan kalo lu main-main ke Puerto Princesa. Yaitu menikmati city tour mereka. Gak banyak cerita lagi, ini dia beberapa objek wisata yang bisa lu datengin tanpa harus jauh-jauh berkendara:
Butterfly Eco Garden and Tribal Village
Gak jauh dari tempat gue nginep, ada sebuah tempat di mana lu bisa melihat beberapa hewan khas Puerto Princesa, terutama kupu-kupu. Tapi yang paling bikin gue tertarik adalah hewan bernama bearcat. Ini bukan kucing, tapi bukan juga beruang. Gue gak tau nama Indonesianya apa, tapi hewan ini ngingetin gue sama karakter kartun Tazmania Devil!
Di Butterflly Eco Garden juga kita bisa lihat bagaimana dulunya penduduk asli Filipina beraktifitas, Tribal Village namanya. Daripada gue banyak cerita, mending liat gambarnya yah ..
Iwahig Penal Farm
Peternakan buaya terbesar di Puerto Princesa ini juga dikemas menjadi tempat wisata oleh pemerintah Filipina. Di Iwahig Penal Farm kita bisa melihat banyak buaya-buaya rawa yang sedang diternakkan. Karena Puerto Princesa ini 70% nya adalah hutan, maka gak heran kalau flora dan fauna di sini masih banyak dan bermacam-macam.
Melihat Puerto Princesa, gue jadi ngerasa minder sendiri sama negara gue Indonesia. Bukan maksud untuk membandingkan, tapi dari Filipina gue belajar bagaimana mereka dapat mengemas pariwisatanya dengan baik dan menarik!
And, last but not least, The Philippines’ leading low-cost carrier, Cebu Pacific Air flies from Manila to Jakarta four times weekly, and from Denpasar to Manila twice weekly. Lowest year-round fares to Jakarta start at USD 99. For more details, visit www.cebupacificair.com or follow @CebuPacificAir on Facebook, Twitter and Instagram.